How I Deal with My Insecurities

There's nothing perfect in this world.

Dari semua kutipan yang ada di dunia, kutipan "nothing's perfect" ini yang nggak bisa bikin aku denial. Kutipan-kutipan lain sih masih bisa aku sanggah dengan ungkapan "ah, mosok iyo sih..". Tapi kalau ngomongin ketidaksempuranaan, itu adalah hal yang pasti. Mutlak. Cuma ada 1 hal di dunia ini yang sempurna: Tuhan.

Walaupun hal ini benar adanya, tetep aja kita sebagai manusia merasa ingin sempurna. Dari masalah pekerjaan, status sosial, termasuk masalah penampilan. Padahal kalau dipaksaan untuk sempurna, nantinya bakal kita sendiri yang stress. Kalau nggak sempurna, kita jadi merasa insecure dan nggak percaya diri.


Terinspirasi dari konten youtube terbaru milik Im Jennim, aku memutuskan untuk nulis tentang 5 hal yang aku suka dan 5 hal yang nggak aku suka dari diriku. 5 hal itu terdiri dari 3 poin seputar penampilan fisik dan 2 poin seputar personality. Di postingan kali ini, aku akan membahas 5 hal yang (sempat) aku nggak suka dan bikin aku insecure, and how I deal with them.

1. Tubuh Gendut

Seumur hidupku, aku nggak pernah kurus. Aku udah gendut sejak balita dan sampe sekarang pun masih gendut. Menjadi si gendut itu nggak gampang, apalagi di society yang punya standar kalau cantik dan sehat itu harus kurus. Walau begitu, aku tetap mencoba untuk tetap tampil percaya diri dengan badanku yang seperti ini. Bukan berarti aku nggak berusaha untuk menjadi lebih "sehat". Hasilnya yang nggak instan bikin aku harus menanamkan mindset untuk lebih sabar dan konsisten.

2. Rambut Tipis

Memasuki masa-masa kuliah, terutama saat mengerjakan skripsi, aku mengalami rambut rontok yang lebih parah dari biasanya. Like literally, rambut rontok is everywhere in my room! Sedih sih udah pasti yak. Rambut kan mahkotanya wanita gitu. Ini semua karena stress berlebihan yang sering aku alami. Mulai beberapa waktu belakangan, aku coba untuk lebih rileks dan merawat rambutku lebih ekstra. Santai aja deh walau rambut tipis. InsyaAllah nantinya bisa tumbuh lebih lebat.

3. Mata sipit

Gara-gara mataku yang sipit ini, nggak jarang aku disangka keturunan ras tertentu. Bukan berarti aku nggak suka, cuma aku risih aja karena beneran nggak ada keluarga dekat yang keturunan ras tersebut. Ini murni karena pipiku yang chubby HAHAHA. Walau sempet risih, sekarang aku merasa nyaman dengan mataku. Aku suka banget pake winged eyeliner yang nggak jarang bikin mataku keliatan makin sipit tapi tetep enak dipandang.

4. Terlalu sensitif dan ekspresif

Aku sangat mengenal diriku yang super sensitif dan ekspresif. Dalam beberapa momen, susah buatku untuk ngontrol suatu emosi. Aku sering terlalu senang, lalu merasa sangat sedih. Kalau dibilang mood-swing, bisa jadi sih. Tapi akarnya dari sifatku yang terlalu sensitif dan ekspresif. Saat ada sesuatu yang lucu, orang lain ketawa biasa aja. Aku bisa ketawa sampe nangis. Saat yang lain sedih, mereka bisa diam dan lebih tenang. Aku bisa langsung nangis, entah nangis diem-diem atau nangis sejadi-jadinya.

Baca juga: Starting Over Some Good Habits

Aku masih belajar mengontrol sifatku yang satu ini, karena di sisi lain menjadi si sensitif dan si ekpresi tidak selamanya buruk. Menjadi sensitif membuatku lebih peka dengan perasaan orang lain. Menjadi si ekspresif membuatku susah untuk menyembunyikan perasaan dan nggak terlalu suka "ngode" orang. Banyak di antara temen-temenku yang merasa sifatku ini bikin mereka terbantu saat mereka cerita permasalahan mereka. Because I express what I feel in a real way.

5. Over-thinking

Kamu juga punya sifat over-thinking? Sama. Kita orang yang susah banget kalem saat lagi mikirin to-do-list. Mikirnya sering kepanjangan dan yang nggak penting-penting amat pun jadi ikut kepikiran. Aku struggle dengan over-thinking ini sejak masih di bangku sekolah. Makin ke sini, kadang rasanya lebih parah. Aku bahkan sampe menyendiri di kamar, nangis, dan kalau capek nangis, aku tidur.

Not healthy right? That's why I write. Aku menjadikan menulis sebagai kegiatan yang membantuku keluar dari keramaian pikiran. Aku juga bikin skala prioritas dengan cara menulis semua yang aku harus lakukan dan menandainya. Pikiranku juga jadi lebih organized dengan nulis hal-hal yang membuatku cemas di jurnal khusus. Alhamdulillah setelah aku terapkan, over-thinking ku jadi berkurang.

Pada akhirnya, aku harus dan bisa berdamai dengan diriku...

Itulah 5 hal yang sering kali bikin aku benci dengan diriku sendiri. Tapi dengan healing dan dealing, aku bisa berdamai dengan rasa insecure-ku dengan hal-hal tersebut.Kamu juga punya rasa insecure tentang dirimu secara fisik atau sifat? Share semuanya di kolom komentar yaaa.

Untuk selanjutnya, aku akan nulis tentang 5 hal yang aku suka tentang diriku dan bagaimana hal-hal tersebut membantuku untuk lebih percaya diri. The moment I deal with it and stop comparing myself too much, aku merasa lebih secure dengan apa yang aku punya. So, see you on the next post!

15 Comments

Nodiwa said…
Poin pertama itu persis banget kayak yang aku alami. Dari kecil aku gendut. Ini juga yang bikin aku nggak pede abis. Alhamdulillah sekarang udah mending, tidak segemuk dulu.

Intinya sih harus mau mencintai dan berdamai dengan diri sendiri. Itu penting, agar kita lebih bisa jadi orang yang nrimo dan ikhlas :)
Hanifa said…
Betul Mbak. InsyaAllah hati juga rasanya lebih damai. Thank you buat sharingnya 😊
Ema Poetry said…
ngerasa semua poin ini aku banget. 4 & 5 terutama, are you a Libra kak? :D
Hanifa said…
I'm a pisces actually. Tapi cowokki Libra dan bagian sensitif + overthinking hampir mirip 😂
muthihaura said…
ayo semangat mbaaak. duuh aku juga sipit, tapi aku tetap suka kok dgn kesipitan ini hehe. Ditunggu tulisan berikutnya mbk :))

www.muthihaura.com
Aku suka sedih kalau insecurity ini menyangkut tentang fisik. Karena masyarakat yang terbiasa nge-judge ataupun menilai secara fisik. Well, untuk postur tubuh yang gemuk, masih bisa dirubah ke ideal lah ya. Tapi, kalau buat hal yang lain, bentuk mata, warna kulit, bentuk hidung, yang gak bisa dirubah (selain dengan oplas), kenapa oh kenapa dikritisi pula. hiks. Padahal kenapa emangnya kalau mata sipit? Kalau untuk poin 4 dan 5, saya kadang juga begitu Mba, hihi. Syukurlah Mba akhirnya bisa berdamai dengan diri sendiri. Selain memotivasi diri dari dalam diri kita, gak mendengarkan ucapan yang merendahkan dari luar pun perlu ya Mba :D
Hanifa said…
Betul Mbak, mindset itu yang harus kita ubah. Walaupun kayanya susah banget, at least dimulai dari diri kita sendiri dulu ya.

Makasih banyak udah sharing Mbak :*
Si Harahap said…
Tos ah badan gendut kayak ayahblogger. Membuat nyaman asalkan menyenangkan, orang ga liat liat badan kok kalau berteman.be positive. salam ayahbloggerdotcom
Hanifa said…
Siap ayaaaaah 😊
Firda said…
point kelima itu aku banget Mbak, kadang yang menurut orang itu sepele, aku bisa mikirinnya sampe semaleman haha
Hanifa said…
Hiks... Samaan yah kita :') Kadang hal sepele jatuhnya jadi bikin baper banget. Maka dari itu saya ngeblog buat numpahin pikiran yang sering overload di kepala hahahaha
Nuzhatul Ussak said…
Kyaaaa suka banget baca artikel di sni.. jadi kaya nge stalk gebetan ya? hahahaaa
aku orangnya kalau udah suka sama artikel pertama yang ku baca pasti bakalan nongkrong lama di mana artikel itu publish...
Here I am! anw, I have a lot of insecurity too and still I don't have any idea how to dael with them. Tapi dikit-dikit mulai ngerti sih, gimana harus menyikapinya. And this article gave me so much idea! Thanks you!
kiss kiss.. next time kita ktemu ga boleh mlipir lho... :p
Hanifa said…
Ujhaaaa makasih udah bikin bounce rate-ku mengecil ahahaha :3

Aaarrrrgh nyesel waktu kita satu event kemaren aku mipir duluan. Semoga ada kesempatan buat ketemu lagi yaaaa Dx
Lailin said…
Kurus atau gemuk, yang penting sehat mbak. Kadang tuh menurut kita sudah oke, tapi menurut mata orang lain enggak. Ya sudah sih yang penting kita sehat walafiat :D