Baru mengalami kegagalan beberapa kali aja kok rasanya kapok banget. Padahal hidup itu nggak ada yang tahu sampai kapan. Apalagi hidup cuma sekali. Kok jadi orang kapokan banget sih?
Paragraf pembuka tersebut adalah ujaran yang menggaung di kepalaku beberapa waktu belakangan. Aku merasa hidupku berhenti di umur 22. Lewat masa itu, rasanya setiap yang aku lakukan terasa seperti langkah yang salah. Di awali dengan skripsi yang berkali-kali ganti judul dan sekarang tidak punya pekerjaan "kantoran" seperti anak muda umur 20an pada umumnya. Langkah yang terasa salah ini pastinya didukung oleh penghakiman lingkungan sekitar.
This "quarter life crisis" moment seems too real.
Sebenarnya ada banyak email berupa CV dan portofolio yang udah aku kirimkan ke perusahaan-perusahaan, tapi belum ada satu pun yang menyatakan bahwa aku bisa jadi karyawannya. Aku seharusnya nggak khawatir akan hal itu karena pada dasarnya aku udah punya status pekerjaan: freelancer. Tapi tetap aja ada yang terasa kurang. Kurang diterima telinga orang-orang yang mendadak jadi wartawan dan bertanya, "Kerja di mana?"
Kerja di... mana-aja-asal-bisa-colok-kabel-dan-buka-laptop? Valid enough?
Well...
Walau bekerja sebagai freelancer bisa memenuhi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier, tetap aja ada yang kurang: ketidakpastian lokasi bekerja dan pemasukan. Padahal banyak juga yang mimpi punya home office sendiri, termasuk aku.
Mendadak aku merasa ikut-ikutan narrow minded dengan berpikiran HARUS kerja kantoran dan punya pemasukan yang tetap. Mindset ini tentu harus aku ubah sebelum aku masuk ke golongan orang-orang yang menganggap kalau minum air putih itu bikin gendut. THIS IS F-ING 2017, SISTER!
Aku seharusnya bersyukur dengan apa yang aku jalani sekarang. Aku bekerja sebagai freelancer di mana aku bisa lebih leluasa membagi waktu tanpa khawatir akan strict-nya jam kantor. Dengan pekerjaanku sekarang, aku bisa belajar untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri dan disiplin. Aku juga bisa mempersiapkan kelanjutan studiku dengan lebih matang karena longgarnya waktu yang aku punya. Bagian yang cukup membuat orang lain iri, I don't have to bust my ass 9 to 5 to get what office people get as their salary.
Mulai sekarang aku harus membiasakan diri untuk live in the moment daripada worrying the uncertainties. Dengan begitu, aku bisa lebih menikmati apa yang aku jalani sekarang dan nggak terlalu capek ngebayangin apa yang belum tentu terjadi di masa depan.
Thank you Bia 😘
InsyaAllah kalau emang rejekinya begini, mungkin ini bener jalan yang terbaik. Iya juga ya... Wirausahawan. Ah, siapa sangka :')
Heyyyyyjudeeeee.wordpress.com
Ini nulisnya asli curhat karena pikiran suntuk aja Kak Jude. Jadi nggak mikir berapa ratus kata, pokoknya aku tumpahin aja :') But thank youuuu for the feedback! I really appreciate it <3
Post a Comment