Do I need to tell you guys that I finally experiencing work full-time in an office? Yass, I've HAD been working full-time and it was a roller coaster ride and over-whelming enough for me. Beralih kultur kerja dari full-time freelance ke full-time kantoran ternyata cukup bikin kondisi psikis dan fisik mengalami berbagai macam perubahan juga.
I'm not gonna lie, it was hard. Bahkan sampe sekarang pun saya masih "meraba" harus berbuat apa dan kayak gimana. Sebulan pertama bisa dibilang masa-masa yang sulit. Bulan kedua pun nggak kalah berat dan mulai ada "drama" pekerjaan yang lebih intensif. Switching from freelancing to working in office can be THAT over-whelming. Ada beberapa hal yang saya harap bisa saya ketahui JAUH sebelum masuk ke kantor baru dan bekerja di sana.
1. Harus terbiasa dengan berbagai hal yang serba dadakan
Saya nggak tahu apakah ini juga terjadi di kantor-kantor lain. Tapi, dari cerita yang saya dapatkan melalui teman-teman yang sudah lebih lama kerja kantoran, hal-hal yang dadakan ini sudah jadi makanan sehari-hari mereka. Wo yha berarti memang benar begitu adanya, pikir saya.
Sebagai pribadi yang sok perferksionis dan sok profesional, saya jelas "gedabrigan" dan kelimpungan sendiri saat harus handle pekerjaan semacam ini. Ketika freelance dulu, biasanya saya sudah planning timeline kerja sendiri. Saat saya terapkan di kantor, belum tentu hal ini bisa berjalan mulus. Mau nggak mau saya harus pinter improve dan multi-tasking supaya seluruh pekerjaan bisa selesai tepat waktu.
2. Just get everything DONE
Saat masih kerja freelance, saya terbiasa kerja terstruktur dan sempurna. Sempurna dan terstrukturnya sih jelas standar saya yah. Lha wong saya kerja sendiri, sak karepku kan jadinya. Tapi saat kerja kantoran, saya harus buang jauh-jauh standar sempurna kepunyaan itu. Kenapa? Yha karena kesempurnaan yang dianut di kantor adalah milik bos. Pokoknya anak buah manut aja.
Dari kelima tips di atas, apakah saya lakukan semua? Well, akan ada cerita sambungan tentang yang pengalaman kerja yang satu ini. Tapi kalo kamu mengalami masa transisi yang sempat saya alami ini, silahkan coba dipraktekan supaya nggak terlalu kaget. Tetep semangat dan sampai jumpa di post berikutnya!
PS: Saya resign 2 minggu setelah postingan ini dipublikasikan karena satu dan lain hal. Tapi, InsyaAllah postingan ini bisa jadi refleksi untuk saya dan temen-temen dengan pengalaman serupa. SEMANGAAAT YHAAA
3. Biasakan untuk cuek bebek
Akan ada banyak hal yang baru saat harus bekerja kantoran. Omongan orang banyak tuh bikin saya pusing banget nget dan makin overthinking deh jatuhnya. Kalau kamu baru aja keluar dari zona fulltime freelance dan bekerja di kantor dari pagi sampe sore, kamu harus terbiasa untuk cuek bebek dengan omongan-omongan yang sekiranya bikin kamu down kalo dipikir terus-terusan. Yha kalo mau bertahan sih harus dikuat-kuatkan.4. Banyak lembur untuk belajar adalah kunci
Karyawan baru banyak nglembur? Nggak apa-apa kok. Kalau memang kita ingin cepat-cepat catch up dengan berbagai pekerjaan kantor, yha mau nggak mau memang harus dibelain lembur. Apalagi kalo kita diposisikan untuk jabatan yang lumayan. Udah pasti banyak PR yang harus dikejar. Ini karena karyawan sebelumnya udah melakukan banyak hal dan kita masih pemula. Memang sih kita masih "newbie" tapi perusahaan biasanya ngga mau memaklumi progres kalau ngga keliatan WOW.5. Sering-sering cari muka, nggak ada salahnya
Yhaaa lagi-lagi balik lagiii. Kalau memang kamu ingin sekali cepat beradaptasi dengan lingkungan kerja dan bisa lebih cepat nyaman, banyakin cari muka dengan sering laporan ke PaBos ato BuBos tuh ngga ada salahnya kok. Cari tau mereka maunya seperti apa lalu turuti keinginannya. Kalo ada kesulitan, jangan ragu untuk konsultasi. Pasti akan ada jalan, kalo kerjaan itu memang ingin kamu jadikan jodoh.Dari kelima tips di atas, apakah saya lakukan semua? Well, akan ada cerita sambungan tentang yang pengalaman kerja yang satu ini. Tapi kalo kamu mengalami masa transisi yang sempat saya alami ini, silahkan coba dipraktekan supaya nggak terlalu kaget. Tetep semangat dan sampai jumpa di post berikutnya!
PS: Saya resign 2 minggu setelah postingan ini dipublikasikan karena satu dan lain hal. Tapi, InsyaAllah postingan ini bisa jadi refleksi untuk saya dan temen-temen dengan pengalaman serupa. SEMANGAAAT YHAAA
Semangat say, aku juga pernah ngalamin kayak begini (cuman aku enggak tulis di blog #BloggerPemalas). Aku tunggu cerita selanjutnya ya, kayaknya menarik, apalagi kalau kamu yang tulis...
Betah betah ya mbeb
Memang ketika bekerja 'ikut orang' keputusan mutlak ada di tangan pak boss. Tapi, toh demikian halnya dengan kerja sendiri alis freelance. Malah denger-denger kalau freelance, bosnya lebih banyak (a.k.a klien).
Pedekate or cari muka sama boss itu memang penting, supaya kita bisa tahu apa sih mau si boss yang notabene adalah customer kita. Kan kita di-hire untuk memberikan solusi buat customer kita.
😊
Been there done that.
Jadi aku skrg balik jadi full time content creator aja. Lebih sehat untuk mentalitas ekwkkw
Kalau kultur kerja waktu freelance dan waktu jadi office worker ternyata masih serupa, pasti lebih mudah menyesuaikan diri dengan kultur waktu di kantor.
Anyway, nice post. Keep it up!
Post a Comment