Kamu tim Do San atau Ji Pyeong? EAAA awas jangan ribut dulu!
Mentang-mentang judulnya mengandung start up, malah kepikiran drakor yang lagi hits jadi perbincangan netizen beberapa minggu belakangan. Bukan start up yang itu sih yang bakal saya bahas di sini, tapi program yang menggandeng start up serta berbagai komunitas untuk bersinergi mengembangkan ekonomi digitan di kawasan 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) di Indonesia, berupa Dayamaya.
Fokus kerja yang dilakukan melalui program Dayamaya
Mungkin kita sering dengar tentang berbagai
program pengembangan di daerah yang termasuk dalam wilayah 3T. Beberapa
kali tersebit di pikiran saya bahwa daerah ini sepertinya akan susah
untuk terlibat langsung dalam program yang berbasis digital. Namun
keraguan saya hanyalah sebuah asumsi, karena Kominfo melalui Badan
Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) telah mengeksekusi
program Dayamaya untuk membuat solusi tepat guna bagi masyarakat di
wilayah tersebut.
Melalui peran startup, komunitas, dan UMKM yang terlibat, kami harapkan dapat mempercepat kemajuan di daerah 3T. Saat ini sudah ada lima inisiatif, dari 18 yang terpilih pada tahun 2019, yang mulai berproses di masyarakat. Kami yakin dengan peran serta mereka, akan segera terjadi perubahan di daerah 3T menuju ke arah yang lebih baik - Danny Januar Ismawan, Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah.
Untuk tiga dari 18 inisiatif yang telah berkesempatan memberikan kontribusi kepada masyarakat, salah satunya Jahitin Academy, yang telah memberdayakan SDM dengan meningkatkan skill para penjahit di Provinsi NTT, khususnya di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya.
Melalui workshop pengolahan limbah kain tenun, Jahitin mengajarkan bagaimana cara mengolah limbah tenun menjadi produk yang bernilai jual, seperti untuk membuat cushion pillow. Nggak cuma itu, Jahitin juga membantu para penjahit agar dapat lebih mudah mengakses pasar. Dampaknya saat ini penjahit di Sumba sudah mendapatkan akses langsung berhubungan dengan Dinas Perdagangan.
Pelatihan menjahit oleh Jahitin Academy
Selain itu, pada masa pandemi, Jahitin telah melakukan pelatihan kepada para penjahit di bagaimana cara membuat masker sesuai dengan standar kesehatan yang difasilitasi oleh BAKTI dan Kementerian Desa, dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal. Berkat pelatihan ini, para penjahit di Sumba berhasil mendapatkan orderan masker hingga 5000 buah! Jumlah yang cukup fantastis untuk sebuah permulaan, kan?
Dengan merangkul stakeholder strategis, kami yakin kita akan memiliki daya atau berdaya untuk bersama-sama membawa perubahan di daerah 3T. Utamanya perbaikan dari sisi perekonomian berbasis ekonomi digital. Hal ini selaras dengan campaign yang kami angkat, yaitu Berdaya Bersama - Ari Soegeng Wahyuniarti, Kepala Divisi Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat.
Sebagai sebuah bangsa, Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman. Dalam membangun daerah 3T, tentunya pemerintah tentu nggak bisa bekerja sendiri. Itu kenapa peran dari para startup dan komunitas sangat esensial dan diperlukan untuk bisa bersinergi bareng dalam mempercepat pembangunan di daerah 3T. Semoga makin banyak start up dan komunitas yang bergabung untuk saling bantu menyukseskan program ini, ya!
Saya heran kok sejak jaman tahun 1945 sampe sekarang masih 3T meluluuuu yaaa?
Semoga Program Dayamaya beneran jadi solusi tepat guna bagi masyarakat di wilayah tersebut.
krn di masa seperti ini peluang yg tersedia cukup banyak ya ekonomi digital ini ya mbak
smg sukses program dayamaya ini
Sehingga semua bisa maju dan menikmati hasil yang sama. Pasti akan lebih memuaskan dan melenting lebih tinggi. Sukses selalu Program Damayana Kominfo.
Post a Comment