Beberapa hari ini kerap datang perasaan takut yang berlebih menjelang berakhirnya masa usia 20an. I feel both excited and terrified sih sebenernya. Excited karena bagi saya usia 30an adalah waktu yang tepat untuk keluar dari zona nyaman, mencoba hal-hal baru yang lebih "ekstrim" dari apa yang saya lalui di usia 20an, dan tentunya makin bold dalam pengambilan keputusan. Di sisi lain, detik-detik menuju ke fase tersebut juga membuat saya ragu dan mempertanyakan kesiapan untuk melangkah maju. Rasanya cukup campur aduk.
Seperti yang sudah saya ungkapkan di postingan refleksi 2020, sering kali perasaan ini muncul karena terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Saya akui, media sosial menjadi salah satu pengaruh terbesar dalam pengambilan tindakan tersebut.
Melihat hidup orang lain dengan berbagai macam pencapaiannya, kadang membuat saya iri dan down. Saya nggak menyalahkan mereka untuk posting apapun yang mereka inginkan. Itu kan hak mereka. Tapi kenapa saya sampe merasa kurang pantas dipandang "sukses" oleh diri saya sendiri ya?
Baca juga: Belajar Mencintai Diri Sendiri, Lagi
Sebenernya apa sih definisi dari sukses? Apakah saat wanita seusia saya sudah berkeluarga? Apakah saat saya sudah bisa memberikan keinginan material yang selama ini keluarga saya inginkan? Apakah saat saya berhasil mendapatkan body goals yang diidamkan banyak wanita? Saya masih nggak yakin dengan arti kata sukses yang sesungguhnya.
Kalau ngintip lagi dari apa yang sudah dilalui di tahun-tahun sebelumnya, sukses buat saya adalah saat bisa keluar dari perasaan stuck. Stuck dengan skripsi yang nggak kunjung selesai, stuck dengan pekerjaan yang nggak memberikan kepuasan batin, stuck dalam ekspektasi ego yang terlalu tinggi, dan berbagai momen stuck lain dalam hidup. Saat saya sudah keluar dari perasaan itu, saya merasa sukses. Sukses untuk lebih yakin melangkah dan optimis bahwa saya akan menemukan titik terang jawaban untuk semua permasalahan.
Baca juga: Starting Over Some Good Habits
Menyoal seputar materi, saya nggak merasa ada yang salah dengan anggapan yang tertuju pada seseorang menyebut dirinya sukses ketika mencapai target materi yang sudah lama diinginkan dan diusahakan. Nggak munafik, saya juga pasti akan menganggap diri saya sukses kalau misal saya bisa punya rumah, mobil, dan materi-materi lainnya.
Tapi menurut saya, yang menjadi salah adalah ketika kita merendahkan diri sendiri jika pada kita belum mendapatkan hal-hal tersebut. Padahal hidup adalah sebuah proses dan nggak ada yang tau apa yang akan terjadi berikutnya.
Mengecilkan kemampuan, buat saya, adalah sesuatu yang harus dihindari selama kita masih berproses menuju sukses. Bukan berarti kita harus selalu optimis bahwa suatu hari nanti akan tercapai semua yang kita inginkan, ya. Pasti akan ada momen "kayanya bukan di sini deh rejekinya" and it's okay. Shifting our expectation is what we need to do to be more realistic and fulfilled.
Baca juga: 3 Pelajaran Berharga Setelah Sakit Selama 2 Minggu
Mengalah kepada diri sendiri saat arti kesuksesan tersebut berubah menjadi sesuatu yang hanya memakan ego. Menurunkan ekspektasi nggak akan memperkecil diri kita. Anggapan orang lain tentang diri kita memang penting, tapi nggak lebih penting dari apa yang selalu kita usahakan dari waktu ke waktu. Sering kali orang lain nggak ngeliat proses dan memberikan justifikasi dari hasil yang mereka inginkan dari kita aja.
So let's put that aside and live our lives, karena arti kesuksesan yang sebenarnya akan terasa saat kita hidup untuk diri kita sendiri. See you on the next post!
Aku terdiam.
Aku pernah tanya ke suamiku, "Menurutmu, aku sukses gak sih, Pah?"
"Kamu sukses kok," sahutnya setelah beberapa saat. Ia menyeruput kopi.
"Kamu kan, sudah punya buku, bisa berkarier di rumah, bisa ngeblog, sudah punya anak dan rajin sholat,"
Dan itu bikin aku terdiam.
Sukses di mata suamiku, adalah menurut kacamatanya -yang buatku- sangat sederhana. Sementara sukses di mataku, ukurannya adalah seperti yang rajin kubaca di media. Kuliah sampai meraih gelar Doktor, punya perusahaan yang menyerap banyak tenaga kerja, rumahnya sebesar lapangan bola, dan traveling keliling dunia.
Ach so, ukuran sukses tiap manusia memang beda beda kok, Honey!
kadang yang masih berproses, masih belajar, baru tau ilmu itu, dengan hebatnya share ke semua orang dan menganggap yang lain tidak lebih tau dari dia
kadang klo melihat kesuksesan orang lain jadi minder sendiri
merasa diri ini belum ada apa apanya
tapi ternyata g boleh ya perasaan seperti itu
kita bisa sukses dgn pilihan hidup kita masing masing
yg penting selalu berusaha yg terbaik
super relatable!
Yap, semogaaa kita bisa kian mencintai diri (self love) yaaa
Tapi karena ada "orang luar" yang melihat, jadi kerasa banget bebannya ketika komen-komen pedas mulai merasuk.
Semoga 2021 tetap maju berkarya dan produktif yaa, kak..
Sukses selalu.
Dan buatku sendiri, saya juga belum sukses, masih harus banyak belajar dan menata ulang strategi untuk menjadi sukses.
Arti sukses tiap orang pastinya berbeda-beda ya. Semoga kita bisa mencapai kesuksesan itu dengan optimis
Kini aku ibu rumah tangga. Sudah menginjak 40 an pula. Sekarang sukses bagiku adalah jika bisa masak dan mendidik anak-anak. Dan menurutku aku belum sukses karena belum pintar masak juga. Hehehe
Post a Comment